Saya selalu tertarik kalau diajak ngobrol soal buku, keluarga, kota, sosial, edukasi, gaya, pemuda, enterpreneurship , psikologi anak, dan perubahan. Oiy, satu lagi, budaya. (meskipun semuanya tidak saya kuasai secara keseluruhan) *senyum*. Semua saling bersinergy. Kenapa bersinergi? Karena yang saya sebutkan tadi adalah hal-hal yang bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia. Manusialah yang mensinergikan semuanya. Apalagi kalau diskusi seperti ini sama teman-teman yang visioner. Nyambung, sejalan, dan pasti “menjadi”. Sudah terbukti! Tidak sekadar diskusi, diskusi-diskusi itu dilakukan untuk merancang dan mendapatkan hasil. Paling tidak, ada pengaruh positif secara individual setelah berdiskusi. Lebih keren lagi kalau memang tujuan diskusinya adalah untuk perubahan sesuatu. Kota misalnya. Atau diskusi tentang aksi sosial, atau apa saja asal positif. Untuk perubahan.
Putriku tercinta dan guru yang tak ternilai, Asma al-Beltaji. Saya tidak mengucapkan selamat tinggal kepadamu, saya katakan besok kita akan bertemu lagi. Engkau telah hidup dengan kepala terangkat ke atas, melakukan pemberontakan melawan tirani dan belenggu dan mencintai kebebasan. Dengan diam, engkau telah hidup sebagai seorang pencari cakrawala baru untuk membangun kembali bangsa ini sehingga mereka mempunyai tempat yang layak di antara peradaban. Engkau tidak pernah menyibukkan diri dengan apa yang orang-orang seusiamu sibuk melakukannya. Meskipun pendidikan tradisional gagal memenuhi aspirasi dan ketertarikanmu, engkau selalu menjadi yang terbaik di dalam kelas. Saya tidak memiliki cukup waktu yang berharga dalam hidup yang singkat ini, terutama
pic. koleksi pribadi Saya senang dihadapkan dengan beberapa kejadian yang tak menyenangkan. Karena disaat yang sama, saya pun belajar untuk menahan diri agar tidak terintimidasi dengan keadaan yang “mendung” itu. Pekerjaan saya adalah pekerjaan yang banyak berhubungan dengan manusia. Bukan benda mati seperti komputer, atau juga handphone. Wajar jika tiba disatu titik saya ‘harus’ jenuh. Sekali lagi, itu karena saya sedang tidak bekerja dengan benda mati. Tapi makhluk hidup yang mempunyai hati. Menghadapi manusia dengan sifat yang berbeda benar-benar menguji sisi sensitifku. Terlebih saya orangnya cenderung emosian. Tapi karena sadar saya adalah manusia yang emosinya cepat meninggi. Disaat itulah saya harus bisa mengelola emosi agar keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak jarang saya berusaha sekuat-kuatnya bertahan untuk tidak terintimidasi dengan keadaan yang terjadi secara alamiah karena ulah orang lain. Dipekerjaan saya sehari-hari misalnya, ...
Comments