Memperbaiki Rasa
![]() |
pic. koleksi pribadi |
Menghadapi manusia dengan sifat
yang berbeda benar-benar menguji sisi sensitifku. Terlebih saya orangnya
cenderung emosian. Tapi karena sadar saya adalah manusia yang emosinya cepat
meninggi. Disaat itulah saya harus bisa mengelola emosi agar keadaan menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Tidak jarang saya berusaha sekuat-kuatnya bertahan
untuk tidak terintimidasi dengan keadaan yang terjadi secara alamiah karena
ulah orang lain.
Dipekerjaan saya sehari-hari
misalnya, menghadapi anak usia dini dengan berbagai karakter mengajarkanku
seperti apa yang namanya ekstra sabar dan tidak kasar (perlakuan maupun
kata-kata), karena jujur saja, anak-anak ini semuanya ‘aktif’. Manusia mana
yang bisa santai saat mengetahui seorang anak berhasil mendorong temannya dari
ayunan hingga jatuh dan terluka. Pastilah kita akan marah pada anak tersebut. Tapi
sekali lagi, marah hanya akan memperburuk keadaan. Marah juga bisa melukai
perasaan si anak tersebut meskipun kita tahu bahwa yang dilakukannya adalah hal
yang tidak terpuji.
Sebenarnya ada banyak cara untuk
memperbaiki keadaan, apalagi saat kita menghadapi situasi paling genting. Sudah
terbayang, saat kita dihadapkan situasi seperti itu, kemudian emosi kita malah
makin kesulut. Percaya deh, keadaan
hanya akan semakin memburuk.
Ada satu pesan pada sampul sebuah
majalah, yang sampai saat ini menjadi salah satu dari banyak pengingat ketika saya sedang resah karena
keadaan, “Kadang, bukan suasana yang harus diganti. Tapi rasa yang perlu kita
perbaiki”. Kalimat ini ada benarnya, menurut saya, suasana bisa rusak karena
rasa (baca: perasaan) kita yang kurang stabil. Apapun faktornya, seharusnya
suasana tidak menjadi rusak hanya karena perasaan yang sudah terlanjur kacau. Menurut
Ros Taylor, psikolog dan penulis, bahwa seseorang bisa menjadi penghancur bagi
orang lain. Hal itu terjadi jika orang tersebut tidak bisa mengelola pikiran
dan perasaannya secara positif. Dan itu akan menjadi pemicu hilangnya rasa
percaya diri.
Intinya, segenting apapun situasi
yang kita hadapi. Bertahanlah. Jangan biarkan emosi negatif memperbudak diri
kita untuk melakukan hal-hal yang semakin memperburuk keadaan. Komunikasikan dengan
bahasa dan cara yang tepat agar semuanya membaik. Bukan dengan diam atau
marah-marah. Laa taghdhob, janganlah kamu marah.
Mention seorang teman, "Dulu juga kita hanya punya semangat...
sekarang kita punya semangat ditambah pengalaman... pasti kita mampu utk eksekusi kegiatan".
Saya sangat bersyukur jika dihadapkan pada sebuah masalah, karena disinilah kita saling menguatkan, saling menasihati, saling curhat, menjadi saling tau dengan apa yg selama ini dipendam. Dan, terimakasih buat teman-teman yang selama ini tidak lelah memberi dukungan, kalian adalah guru perasaanku. Jazakumullah ya :)
*catatan ini dibuat setelah sesuatu yg 'sengit' terjadi diantara kami
Comments
Semangat :)