-sangat tidak bangga dengan ini-

mengawali pagi di 22 November 2012...
saya banyak-banyak istighfar atas beberapa kejadian kemarin yang sengaja atau secara tidak sengaja saya lakukan...

Melakukan kesalahan dengan sadar dan sengaja, -sangat tidak bangga dengan ini-
awalnya tidak berniat melakukan itu...tapi karena desakan yang membuatku naik darah. 
maaf kalau semua nyaris saya buat berantakan. 
bisa saja semua saya baik-baikan tapi sikap itu membuatku sampai ke titik jenuh. kemudian, saya hilang...
itu sengaja...
dan secara sengaja 
dimata mereka profesionalitasku, habis...
saya salah...???
biar saja...
dan,
saya tidak peduli, profesional bukan lagi nilai penting buatku apalagi untuk hal seperti itu. cerita mati
pernah dengar kalimat, 'orang akan dibayar proporsional jika bekerja secara profesional' ? Ya, mungkin kalimat itu sudah tidak asing lagi buat kalian.
dan kesengajaan itu saya lakukan bukan karena soal profesional-proporsionalnya sesuatu,
tapi karena SIKAP kawan, 
ada hal-hal yang belum tentu orang lain tahan dengan sikap seperti itu.
selama ini, sebagai orang yang ingin membangun hubungan baik, saya sudah memposisikan diri, melunakkan sikap, bahkan mencoba mengerti dengan sikap seperti itu.
tapi,
survey itu menang.
secara tidak sengaja watak kami sama, dan survey membuktikan orang dengan watak itu tidak baik bekerjasama...karena masing-masing punya jiwa kepemimpinan yang tidak ingin ditentang. dan sudah hukumnya orang dengan watak seperti itu tidak ingin diatur. itu bukan kata saya, tapi kata buku yang pernah saya baca tentang personality.
kemudian,
saya menghilang, 
tapi saya tidak mengabaikan tanggungjawab sepenuhnya,
tetap mengerjakan, hanya saja untuk reportnya...saya no dulu lah...
sampai semua dirasa baik...
baru,
dan malam itu, kami bertemu. 
sindirian untukku terlontar dengan sangat elegan...
temanku tertegun mendengar itu, bahkan mungkin sudah tidak enakan, 
hanya dia yang tau alasan kenapa saya melakukan ini semua...
saya tidak peduli, 
saya benar-benar malas bicara,
ini malas secara denotasi, 
dikepala saya,
yang penting tanggungjawab saya sudah rampung...
mereka pikir saya dan teman saya bakal lepas tanggungjawab begitu saja...
bahkan ketika temanku direct report ke mereka tentang apa yang kami kerjakan,
terlihat ekspresi wah yang tiba-tiba diralat untuk menjadi ekspresi seperti sebelumnya, *agak sangar
dan terdengar kata 'alhamdulillah' dari mulutnya meskipun sangat kecillll sekali...
Sebetulnya saya juga tidak tahan seperti ini, sebagai orang yang beragama, ini sama sekali tidak dianjurkan, tapi yah manusiawi...


-dan sebelum ajal menjemput, secepatnya saya akan meminta maaf, :)-




tidak perlu mencari siapa yang salah,
yang penting diantara kita ada maaf
(elpk) 
  
Persahabatn gak pernah memaksakan kehendak.
Dia akan sabar menunggu kata siap, 
maaf & insya Allah semuanya akan baik lagi. (amira arrayyan)  

Comments

Popular posts from this blog

Memperbaiki Rasa

Meja dan Diskusi

Namanya Ruby