-catatan menarik dari majalah usang-
Rumah, 13-1-13 - Pukul 14.00 wita
Setiap hari minggu, jika tak ada
agenda di luar rumah saya lebih memilih untuk bersantai-santai, membaca atau menghabiskan
waktu di depan laptop (itu kalau laptopnya ada). Saya sangat menghargai hari
minggu. Karena itu, semua pakaian-pakaian yang akan saya pakai untuk minggu
depan sudah beres dan rapih sejak jum’at agar tidak mengerjakannya lagi dihari
minggu. Ini kebiasaan baru sebenarnya, hal itu sengaja saya lakukan agar tidak
menghilangkan makna tanda merah paten dikalender yang artinya LIBUR. Jadi bukan
hanya rutinitas di tempat kerja saja yang libur, tapi rutinitas di rumah juga
libur, supaya otak dan tenaga fresh untuk hari penting
berikutnya yaitu hari Senin. Sebisa mungkin juga mengkosongkan agenda di luar,
tapi jarang-jarang bisa kosong beneran, banyakan jalan. Nah, hari ini minggu saya benar-benar free, entah kenapa
saya ingin membaca semua catatan-catatan lama. Mulai dari catatan pribadi, buku,
bahkan majalah. Saya ambil satu majalah edisi Desember 2011. Majalah Tarbawi adalah
salah satu majalah favorit yang setahun kemarin sudah tidak edar lagi di
kotaku. Kebetulan resellernya seorang teman di lembaga, katanya peminat majalah
ini disini sangat sedikit. Sayang sekali, padahal content majalah ini sangat
bagus (menurut saya). Ada satu artikel menarik yang dilengkapi data survey,
buat yang sudah berkeluarga ataupun kawan-kawan muda yang akan menikah, patut
baca ini. Memotivasi. itu sebabnya saya posting diblog sederhana ini. Udah ah,
gak panjang lebar lagi. Sila dibaca, Semoga manfaat ya :)
Tarbawi Edisi Desember 2011 |
Lahirnya anak-anak dari hubungan illegal - Menikahlah, rasakan indahnya
mukjizat Al Qur’an
Di amerika serikat, terjadi
peningkatan angka kelahiran yang illegal. Peningkatan itu mencapai 37%
(berdasarkan statistic 2004), dan disebutkan pula bahwa fenomena anak illegal
ini sudah mulai diterima di kalangan masyarakat, baik kaum laki-laki maupun perempuan.
Dalam penelitian yang dilansir
situs BBC, tingkat anak-anak illegal di Inggris adalah 12% pada tahun 1998, dan
melonjak menjadi 42% pada tahun 2004, berdasarkan statistic nasional. Sementara
itu, di Negara-negara Eraopa Barat prosentase anak tidak sah hingga 33% (ONS,
2004)
Perkosaan: Salah Satu Akibat Menghindari Pernikahan
Dari data-data diatas, menjadi
tidak mengherankan bila di Negara yang paling modern, ternyata telah terjadi
perkosaan terhadap perempuan dan juga remaja, setiap dua setengah menit satu
kali. Dan berdasarkan penelitian, dari setiap enam orang remaja putri di AS,
rata-rata ada satu orang di antara mereka yang pernah diperkosa. Bahkan dalam
satu tahun, telah terjadi perkosaan terhadap 200 ribu orang remaja putri. Tentu
saja, ini merupakan angka-angka yang dipublish secara resmi. Angka sebenarnya,
tentu lebih besar dari angka ini.
Di sebagian Negara Barat,
pemerintahannya menyediakan nomor telepon khusus untuk mendorong kaum perempuan
terutama remaja untuk berkonsultasi dan menyampaikan tentang perkosaan yang
mereka alami. Hal itu didasarkan, kebanyakan kasus perkosaan tidak dilaporkan.
Bahkan di sana juga ada sejumlah rumah sakit cukup besar yang disediakan khusus
untuk rehabilitas psikologis para remaja dan pemudi yang menjadi korban
perkosaan. Selain itu, disediakan pula materi kuruikulum di sejumlah kampus
untuk mengetahui akibat berbahaya dari perkosaan.
Dari data itu juga disebutkan
bahwa kebanyakan pelaku perkosanan berasal dari orang-orang yang dikenal oleh
korban, terman-teman dekat korban. Para ilmuwan yang meneliti masalah ini
menyebutkan, tiga perempat kasus perkosaan terjadi dengan pelakunya adalah
orang yang dikenal dan bahkan orang yang secara langsung berhubungan dan
bersentuhan langsung dengan korban (National Crime Vitimization Survey 2005).
Yang lebih mengejutkan, kasus perkosaan ternyata umumnya terjadi di rumah orang
yang dikenal itu, atau di rumah teman korban.
Karena itu, menjauh dari jalan
Allah dan menghindari fitrah yang telah Allah tetapkan kepada manusia, akan
mengantarkan mereka pada kehidupan yang sempit. Mereka takkan mendapat
kehidupan bahagia. Sedangkan di akhirat, azab menanti mereka. Mereka dulu di
dunia, melihat pada apa yang diharamkan Allah, bersenang-senang dengan perilaku
keji, dan karenanya kelak mereka akan kehilangan matanya di hari kiamat. Mereka
akan dibangkitkan dalam kondisi buta.
“Dan barangsiapa berpaling dari
peringatank-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami
akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya
Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku
dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari
ini kamupun dilupakan” (QS. Thaha: 124-127)
Indikasi serius akibat perceraian
Disini kita kembali dahulu dengan
firman Allah swt surat Ar Ruum ayat 21: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Struktur ayat ini adalah
berbicara lebih dahulu tentang penyadaran dan pengenalan terhadap nikmat Allah
swt kepada kita. Kemudian kita tentram dengan pasangan kita, hingga kasih sayang
itu semakin bertambah antara kita dan suami atau istri. Adapun bila kita
melawan petunjuk Rasulullah saw, “Berlaku baiklah dengan kaum perempuan…” dan kita
lawan petunjuk Allah swt, “Dan pergaulilah istri-istri kalian dengan baik, maka
bila kalian membenci mereka, bisa jadi kalian membencinya terhadap sesuatu dan
Allah menjadikan padanya kebaikan lain.” (QS. An Nisa : 19). Ketika itulah akan
terjadi dampak yang luar biasa.
Di amerika, telah dilakukan
sensus secara detail terkait kasus perceraian. Dalam kajian lapangan, seorang
peneliti bernama Gordon Berlin mengatakan bahwa kehidupan suammi istri yang
stabil adalah landasan kemajuan, kesuksesan di setiap lapangan kehidupan bagi
seseorang. Dan kebanyakan anak-anak yang gagal dalam belajar atau meninggalkan
sekolah sebelum waktunya adalah anak-anak dari orangtua yang bercerai. Demikian
pula, anak-anak yang terlibat tindak criminal, pencurian, narkoba dan
semacamnya, juga ternyata berasal dari keluarga broken home atau orangtua yang
bercerai. Bahkan dari data itu, kita bisa katakan, bahwa prosentase perceraian
di AS kurang lebih 50% dalam beberapa tahun.
Doa untuk memudahkan pernikahan.
Kita semua ingin diberikan Allah
swt pasangan hidup, suami atau istri, yang shalih dan shlihah. Tapi saat ini
ada kendala yang dihadapi oleh para pemuda pemudi untuk segera menikah,
sehingga mereka cenderung menunda pernikahan. Dan setelah saya pelajari masalah
ini secara lebih mendalam selama bertahun-tahun, akhirnya saya berkesimpulan
bahwa tawakkal kepada Allah swt adalah jalan atau solusi yang paling praktis
untuk melangsungkan pernikahan. Kita ridha dengan apa yang Allah swt beri
kepada kita. Allah swt Yang Maha Tahu, sedangkan kita tidak tahu. Kita harus
bersikap mudah kepada diri sendiri dahulu, agar bisa mendapat kemudahan dari Allah
swt.
Diantara sarana paling efektif
untuk memudahkan pernikahan adalah memperbanyak do’a. Misalnya, kita berdo’a
setiap hari tujuh kali dengan mengucapkan do’a Nabi Zakariya as, sebagaimana
tertera dalam surat Al Anbiya ayat 89:
“Dan (ingatlah kisah) Zakariya,
tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup
seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.” (QS. Al Anbiya: 89). Selain itu, bisa dengan
memperbanyak surat Al Ikhlas dan surat Ar Ruum ayat 21. Juga dengan membaca
surat Al Fatihah sebanyak tujuh kali.
Maka, pikirikanlah tentang pernikahan.
Angka statistic yang telah diurai
diatas bukanlah sekedar pemaparan sebuah kajian. Tapi menjadi sarana kita untuk
bertafakkur tentang ayat-ayat Allah swt, yakni pernikahan. Bahwa Allah swt
menanamkan rasa kasih sayang sejati antara laki-laki dan perempuan hanya
melalui pernikahan. Pernikahan itu yang kemudian memunculkan stabilitas jiwa
dalam diri suami dan istri. Dan dari sanalah kita lebih bisa menghayati firman
Allah swt, “Litaskunuuu ilaihaa..” agar
kalian menjadi tenteram kepada mereka (istri kalian). Dan kitapun berdo’a
dengan apa yang disebutkan dalam Al Qur’an.
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan : 74).
(oleh, Ir. Abdeldaem Al Kaheel dari Majalah Tarbawi
Edisi 263 Th. 13, Muharram 1433, 1 Desember 2011, Hal. 74-77)
Comments