Pesan Ibnu Qudama Al Maqdisi

Sebuah pertemanan dirajut karena keinginan kita untuk saling memberi atau menerima sesuatu yang mendatangkan manfaat. Sebab kita tahu, bahwa setiap orang pasti memiliki kekurangan. Kita punya kekurangan. Teman kita pun punya kekurangan. Lewat pertemanan itu kita saling bertukar kelebihan. 

Ibnu Qudama Al Maqdisi mengingatkan,
"Ketahuilah, bahwasannya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifatnya, perangainya atau lainnya, yang bisa menimbulkan gairah berteman, dan sesuai pula dengan manfaat yang bisa diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar senang melihat-lihat dan bisa ngobrol saja, tetapi itu bukan tujuan kita.

Ada pula orang yang berteman karena kepentingan agama, dalam hal inipun ada yang karena ingin mengambil faidah dari ilmu dan amalnya, karena kemuliaannya atau karena mengharap pertolongan dalam berbagai kepentingannya. Tapi, kesimpulan dari semua itu, orang yang diharapkan jadi teman hendaklah memenuhi lima kriteria berikut; cerdas (berakal), berakal baik, tidak fasiq, bukan ahli bid'ah, dan tidak rakus dunia. Mengapa harus demikian? Karena kecerdasan adalah sebagai modal utama, tak ada kebaikan jika berteman dengan orang dungu, karena terkadang ia ingin menolongmu tapi malah mencelakakanmu. Adapun orang yang berakhlak baik, itu harus. Karena terkadang orang yang cerdas pun kalau sedang marah atau dikuasai emosi, dia akan menuruti hawa nafsunya. Maka tak baik pula berteman dengan orang cerdas tetapi tidak berakhlak. Sedangkan orang fasiq, dia tidak punya rasa takut kepada Allah. Dan barangsiapa tidak takut pada Allah, maka kamu tidak akan aman dari tipu daya dan kedengkiannya, Dia juga tidak dapat dipercaya. Kalau ahli bid'ah jika kita bergaul dengannya dikhawatirkan kita akan terpengaruh dengan jeleknya kebid'ahannya itu."

Pesan Ibnu Qudama Al Maqdisi ini mengajak kita berkaca, siapakah diri kita? Jika kedekatan itu hanya akan menghabiskan usia seorang teman, sebaiknya kita menghindar saja dari kehidupannya. Sebab keberadaan kita disisinya mungkin hanya akan membuatnya merasa tersandera; tidak mendapatkan pertumbuhan dalam dirinya, dan tidak mendapatkan sesuatu yang berguna.

*Untuk introspeksi diri sendiri...

Comments

Popular posts from this blog

Memperbaiki Rasa

Meja dan Diskusi

Namanya Ruby