Kita sebagai Muslimah


Apa jadinya, jika seorang wanita sekedar untuk mengingatkan suami atau anak laki-lakinya menunaikan sholat jum’at saja ia enggan. Atau ketika bulan puasa, siang bolong diajak teman-temannya yang sedang tidak berpuasa makan siang ia bersedia tanpa ada penolakan sedikitpun. Na’udzubillaah…

Sudah menjadi kewajiban seorang muslimah, disaat orang-orang terdekatnya sedang dalam keadaan future, ia mengingatkan. Peran seorang muslimah itu sangat penting. Bagaimana ia akan menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya sedang hanya untuk mengingatkan pun ia enggan. Padahal perannya disaat-saat seperti itu sangat dibutuhkan. Alangkah indah jika seorang wanita ketika anak laki-lakinya sedang ogah-ogahan menunaikan ibadah wajib, ia berusaha bekerja sama dengan pasangannya agar anaknya kembali rajin beribadah. 

Peran kita sebagai muslimah tidak hanya sekadar menjadi wanita biasa. Kontribusi seorang wanita terhadap hidup ini sangatlah besar. menjadi ibu yang cerdas bagi anak-anak,
menjadi istri yang sholehah untuk suami, menjadi tetangga yang baik terhadap tetangganya yang lain, dan juga berperan aktif di lingkungan masyarakatnya. Semua itu butuh ilmu. Bayangkan jika seorang wanita asal-asalan mengasuh anaknya, hanya karena tidak tahu bagaimana cara mendidik anak dengan baik. Padahal rasul kita, Muhammad saw,. Dalam sabdanya mengatakan, “seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya”. Akan jadi apa anak-anak jika besar nanti kalau kondisi sang ibu seperti itu? Belum lagi kewajiban sebagai seorang istri. Atau adab-adab terhadap tetangganya. Semua butuh ilmu wahai saudariku. Masih pantaskah kita berdiam diri, berlama-lama membiarkan otak kita terisi dengan hal-hal yang kurang pantas, sekali lagi, apalagi ketika kita telah menjadi seorang ibu. Rasanya naïf sekali. Tidakkah hati terasa gersang? Allah, swt. Telah menjanjikan bahwa akan meninggikan orang-orang berilmu.

Berilmu pun jika tidak diamalkan Ibaratnya seperti pohon, ketika pohon itu berbuah, pohon tersebut akan berfungsi banyak, kita bisa berteduh dibawahnya, dan kita pun bisa menikmati buahnya. Tapi bayangkan jika pohon itu tidak menghasilkan buah, pohon itu tidak memberikan manfaat apa-apa melainkan hanya sebagai tempat untuk berteduh, karena tidak ada yang bisa menikmati manfaat dari buahnya. Begitu juga dengan wanita, ketika dia berilmu lantas tidak mengamalkan, itu tak ubahnya seperti pohon yang tak berbuah. Orang lain hanya merasa keteduhan tapi tidak merasakan manfaat  dari ilmunya. 


Part I…

Comments

Popular posts from this blog

Memperbaiki Rasa

Meja dan Diskusi

Namanya Ruby